Deteksi Dini Kanker Serviks, Dinkes Kobar Gelar Sosialisasi Pemeriksaan Dengan HPV DNA
- penulis Dinkes Kobar
- Rabu, 25 Juni 2025
- dibaca 16 kali

MMC Kobar - Kanker leher rahim (serviks) masih menjadi salah satu penyebab utama kematian pada perempuan di Indonesia. Padahal, penyakit ini sejatinya dapat dicegah dan dideteksi sejak dini. Sebagai bentuk komitmen dalam mendukung eliminasi kanker leher rahim, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) menggelar Sosialisasi Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Metode HPV DNA di Hotel Brits Pangkalan Bun, Rabu (25/06).
Kegiatan ini dihadiri oleh Organisasi Wanita se-Kobar, tenaga kesehatan dari 18 Puskesmas, serta lintas sektor terkait di wilayah kerja Kobar. Hadir pula narasumber dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Tim TOT Tatalaksana HPV DNA, dan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (SpOG).
(Baca Juga : Resmi Dibuka, Pasar Ramadan 1444 H dan Pasar Penyeimbang Dipusatkan di Bundaran Pancasila)
Sosialisasi ini dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kobar Rody Iskandar. Dalam sambutannya Rody menyampaikan bahwa tantangan dalam pencegahan penyakit semakin kompleks, tidak hanya dari penyakit menular seperti TBC, HIV, dan DBD, tetapi juga dari penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, dan kanker. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi yang komprehensif dan kolaborasi lintas sektor untuk menghadapinya.

“Kanker leher rahim merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dan dideteksi sejak dini. Pemeriksaan HPV DNA adalah salah satu metode paling akurat dan sensitif untuk mengetahui infeksi Human Papillomavirus sebelum muncul gejala. Saya berharap kaum perempuan usia 30–69 tahun tidak ragu melakukan pemeriksaan secara rutin,” terang Rody.
Kepala Dinkes Kobar Achmad Rois juga menambahkan di sela-sela kegiatan, sosialisasi ini merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan On the Job Training (OJT) deteksi dini kanker leher rahim yang telah dilaksanakan di 18 Puskesmas pada Desember 2024 lalu. Pemeriksaan dilakukan menggunakan metode HPV DNA bekerja sama dengan Laboratorium Kesehatan Daerah sebagai laboratorium rujukan.
"Kanker secara global, menjadi penyebab kematian utama dengan 18,1 juta kasus baru dan 9,6 juta kematian setiap tahunnya. WHO telah menetapkan strategi eliminasi kanker leher rahim melalui pendekatan 90-70-90, yang bertujuan menekan angka kejadian menjadi kurang dari 4 per 100.000 penduduk. Pemerintah Indonesia merespons melalui Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Leher Rahim 2023–2030," tandas Rois.
Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan partisipasi masyarakat dalam deteksi dini kanker serviks. Dinkes Kobar berharap kegiatan ini mampu memperkuat peran OPD, organisasi wanita, dan tenaga kesehatan dalam percepatan eliminasi kanker leher rahim di Kobar. (dinkeskobar-NM)
