USAID SEGAR dan Bappedalitbang Kobar Bahas Pengembangan Kawasan Strategis Lanskap Sekonyer
- penulis Bappeda Kobar
- Selasa, 21 Januari 2025
- dibaca 23 kali

MMC Kobar – USAID SEGAR mengadakan audiensi dengan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Kotawaringin Barat pada Jumat (24/1). Pertemuan ini membahas pengembangan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Lanskap Sekonyer yang memiliki nilai penting secara ekologis, sosial, dan ekonomi.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti Dinas PUPR, Dinas Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup, serta tiga NGO yang aktif di kawasan tersebut, yaitu Friend Nature People and Forest (FNPF), Yayasan Permata Ibu, dan Kelompok Tanjung Lestari. Sementara itu, Bappedalitbang Provinsi Kalimantan Tengah turut hadir secara daring.
(Baca Juga : Disdukcapil Kobar Terima Bantuan Hazmat dan Masker)
Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) merupakan wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena memiliki pengaruh signifikan terhadap pembangunan daerah dari sisi ekonomi, sosial, budaya, maupun lingkungan. KSK Lanskap Sekonyer telah disusun oleh Dinas PUPR Kobar bersama mitra dari USAID SEGAR dan telah masuk dalam proses review Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2024. Pada tahun 2025, direncanakan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Lanskap Sekonyer akan dilanjutkan.
Dalam paparannya, perwakilan USAID SEGAR menyampaikan bahwa kawasan Desa Sekonyer merupakan Hutan Area Penggunaan Lain (APL) yang kaya keanekaragaman hayati.
“Kawasan ini menjadi habitat bagi 101 spesies burung, termasuk burung bangau storm yang langka, serta 114 jenis tumbuhan, 41 spesies ikan, dan 9 spesies primata termasuk Tarsius yang kerap menjadi daya tarik wisata pengamatan satwa malam,” ungkapnya. Selain itu, terdapat 35 spesies mamalia yang menandakan pentingnya kawasan ini dari sisi konservasi.
Lanskap Sekonyer terletak sepanjang Sungai Sekonyer di Kecamatan Kumai dan berperan sebagai zona penyangga Taman Nasional Tanjung Puting serta Cagar Biosfer Tanjung Puting. Kawasan ini juga menjadi pusat ekowisata berbasis alam yang dikenal secara nasional maupun internasional. Keberadaan masyarakat lokal yang memiliki kesadaran tinggi terhadap pentingnya menjaga kelestarian hutan menjadi faktor kunci keberlanjutan kawasan ini.
Secara lingkungan, kawasan ini menyediakan habitat bagi berbagai spesies endemik dan dilindungi. Secara sosial, Lanskap Sekonyer mendukung kesejahteraan masyarakat yang menggantungkan hidup dari sumber daya alam secara lestari. Dari sisi ekonomi, kawasan ini adalah pusat ekowisata dengan potensi pengembangan ekonomi kreatif dan budaya lokal.
Kepala Bappedalitbang Kobar, Juni Gultom, menyambut baik audiensi ini dan menekankan pentingnya kolaborasi dalam pengelolaan KSK. “Ada sedikit tantangan terkait sumber daya pengelola kawasan ini. Maka saya mendorong agar ada kerja sama lintas sektor, termasuk menjalin sinergi dengan pengelola Integrated Area Development (IAD) seperti Masoraian, serta belajar dari Desa Sabuai yang telah berhasil mengembangkan hilirisasi produk nipah menjadi gula semut dan gula merah,” ujarnya.
Juni juga menambahkan bahwa hilirisasi berbasis sumber daya alam merupakan program prioritas nasional. “Sesuai arahan Presiden RI, hilirisasi menjadi fokus pembangunan lima tahun ke depan dan dijabarkan oleh Kementerian Desa PDTT hingga ke tingkat desa. Di Kobar, bentuk-bentuk hilirisasi ini sudah mulai berjalan seperti madu kelulut di Mendawai, dan olahan nanas di Mendawai Seberang,” jelasnya. Ia berharap konsep “One Village One Product” bisa terus dikembangkan sebagai bagian dari strategi pembangunan berbasis potensi lokal.